SELAMAT DATANG

Selasa, 13 Maret 2012

AGAMA BARU ?

Agama adalah suatu yang sangat hakiki karena menyentuh bagian yang paling penting dalam diri manusia yaitu Roh. Hidup keagamaan yang benar pasti akan terimlpementasikan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya sekedar wacana "teori". Umumnya tidak ada agama  yang mengajarkan hal-hal yang tidak baik sehingga manusia yang mengaku dirinya beragama seharusnya tercermin dalam tutur kata, sikap,dan laku (perbuatan).

Saling menghargai, simpati, bahkan empati dalam diri seseorang tidak lepas dari kedalaman penghayatan terhadap nilai-nilai yang ada dalam agamanya, terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang mendalami secara benar ajaran agamanya dan meyakini kebenarannya pasti akan rela memberikan dan mengorbankan apapun untuk berusaha agar hidup menjadi damai, sejahtera, aman dan rukun.

Tuhan memberikan petunjukdalam bentuk wahyu melalui pribadi-pribadi spesial untuk membimbing manusia agar tercipta kehidupan yang damai dan harmonis antara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan Tuhannya. Kalau manusia beragama  tetapi menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia saja tidak mampu malah yang lebih parah tidak mampu, terus bagaimana hubungannya dengan Tuhannya, dan bagaimana penghayatan kehidupan keagamaannya ?

Indonesia adalah negara yang plural, sehingga di bumi Indonesia keragaman adalah hal yang tidak asing lagi. Keragaman suku, budaya, bahasa, tatanan kehidupan, adat istiadat bahkan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Berbeda itu indah bukan ? Sangat indah kalau perbedaan menjadikan pengikat, bukan pemisah.

Ada agama-agama dan aliran-aliran kepercayaan yang hidupdan berkembang di Indonesia dengan pemeluknya atau pengikutnya masing-masing, dan sangat indah karena dapat hidup dan berdapingan secara damai dan harmonis. Namau sayang ada satu "agama" baru yang sangat meresahkan dengan pengikut lintas agama yang sudah ada.

Pengikut/penganut "agama" korupsi ini sangat militan bahkan rela menghancurkan dan mengorbankan, harga dirinya, keluarga, bangsa, negara bahkan surga yang dijanjikan olah agama tradisional. Pengikut/penganut agama korupsi lebih taat kepada tuntunan hawa nafsu dan keserakahan serta kenikmatan karena kelimpahan harta dan kekayaan.

Hasil korupsi dikhotbahkan dan didakwahkan dengan bangga oleh pengikutnya. Khotbah melalui harta, kekayaan yang melimpah, mobil mewah, rumah dan vila yang megah, serta tutur kata, sikap dan perilakunya yang arogan. Khotbah terselubung dengan memberikan sumbangan dan bantuan kepada kaum miskin yang sebenarnya adalah korban atau tumbalnya, bencana alam yang sesungguhnya dirinya adalah pembuat bencana yang lebih besar.

Sadarlah dan kembalilah pada jalan yang benar hai pengikut "agama" korupsi, sebelum pengadilan yang adil dan tidak dapat dimanipulasi dengan uangmu datang, dan engkau tidak akan dapat bebas, yaitu pangadilan Illahi!