SELAMAT DATANG

Jumat, 10 April 2015

GURU... OH GURU...

Belajar dari sejarah..., pada saat Jepang hancur krn bom atom sehingga mengakhiri perang dunia ke II, saat itu untuk membangun Jepang dari puing2 kehancuran akibat perang, Kaisar jepang tidak bertanya masih berapa tentara yang tersisa, tetapi berapa guru yang masih tersisa. Mereka sadar bahwa fondasi pendidikan yang kuat akan dapat membangun menjadi bangsa yang kuat.

Indonesia di jaman awal merdeka sangat menghargai guru sebagai pribadi dan profesi yang terhormat di masyarakat, bagaimana sekarang...?

Menjadi guru  bagi saya adalah profesi yang sangat saya banggakan dan sekaligus memiliki tanggungjawab yang besar. Keberhasilan mendidik anak bangsa akan menjadi modal yang sangat penting untuk kemajuan bangsa. Tetapi saat-saat ini menjadi guru bukan hal yang mudah karena penuh dengan tekanan, guru tidak lagi memiliki independensi dalam menjalankan tugas panggilan profesinya. Tekanan demi tekanan semakin berat membebani guru.

Sertifikasi guru...? yang katanya untuk mensejahterakan guru tetapi dalam implementasi di bawah justru menjadi momok karena seabrek aturan dan persayaratan. Guru menjadi menjadi tertekan dalam menjalankan tugas profesinya karena kuatir tidak mendapat tunjangan profesinya sebab tidak memenuhi seabrek persyaratan, belum lagi tekanan sososial dan psikologis dari masyarakat karena khalayak menganggap menjadi guru adalah profesi yang enak karena banyak libur, gajinya BESAR, tapi kenapa tidak banyak masyarakat yang memilih menjadi guru? Bagaimana guru akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik, inivatif dan produktif kalau dalam suasana tertekan? kalau guru tidak menuruti "aturan-aturan" meskipun aturan-aturan itu tidak mambuat guru menjadi nyaman maka sudah menjadi menanti di depan yaitu tidak menerima tunjangan sertifikasi.

Mohon ditinjau kembali kebijakan ini, kalau memang ingin mensejahterakan guru tidak usah pakai seabrek aturan yang justru guru tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan nyaman dan mengembangkan kreatifitasnya. Aturan-aturan yang kontraproduktif justru akan merugikan karena anggaran yang dikeluarkan menjadi tidak efektif.

Guru... oh... Guru... beritata yang mengenaskan ada seorang guru yang .... kerena tidak mendapatkan tunjangan sertifikasi. Apakah profesionalitas guru hanya ditentukan dengan  banyaknya jam mengajar dan dapat memenuhi semua ketentuan administrasi? atau bagaimana guru dapat terus bersemangat dalam tugas mengajar dan mendidik anak bangsa dengan kreatif dan inovatif serta tetap mencintai profesinya?